Senin, 10 Februari 2014

Sistem Nilai Tukar


SISTEM PERDAGANGAN NILAI TUKAR NEGARA
 
1.     Jepang
Berikut adalah beberapa tonggak dalam sejarah 138 tahun Yen:
1871 -   Yen menjadi mata uang Jepang sebagai bagian dari Restorasi Meiji yang menandai awal modernisasi Jepang dan membuka Jepang ke seluruh dunia. Jepang mengadopsi standar emas.
1949 -   Setelah perang Dunia Ke dua, mata uang Yen di buat fix terhadap Dollar di harga 360 Yen melalui sistem Bretton Woods, sebagian untuk membantu menstabilkan harga dalam ekonomi Jepang.
1959 -   Mata uang Dollar/Yen dibuat menjadi liberal. Margin dari fluktuasi ditentukan sebesar 0.5 % di ke dua sisi dari level paritas Dollar-nya.
1963 -   Margin fluktuasi diperbesar menjadi 0.75 %.
Des 1971  Perjanjian Smithsonian menetapkan nilai tukar Dollar/Yen di 308 Yen dan memungkinkan untuk berfluktuasi dalam kisaran yang lebih lebar antara 301.07 Yen dan 314.93 Yen.
1973 - Otoritas moneter Jepang memutuskan untuk membiarkan Yen bergerak bebas (float freely) terhadap Dollar dan Yen menguat sejauh 263 Yen terhadap Dollar.
1978 - Untuk pertama kalinya Yen menembus level 200 Yen terhadap Dollar dan menguat ke level 177 Yen.
1980 – 1985    Penguatan Yen terhenti sekalipun surplus perdagangan Jepang besar. Tingginya suku bunga Amerika membuat para investor Jepang menanamkan investasi mereka ke dalam aset berdenominasi Dollar.
1985      Kelompok 5 negara industri, pendahulu G7, menandatangani Plaza Accord dimana mereka setuju Dollar dinilai terlalu tinggi dan harus melemah. Yen menguat dari level sebelum penandatanganan Plaza Accord di sekitar 240 Yen ke level 211 Yen di bulan Oktober dan ke level 200 Yen di bulan Nopember, menguat 20 % hanya dalam beberapa bulan.
1986      Dollar melemah ke level 190 Yen di bulan Januari, 167 Yen di bulan April dan 153 Yen di bulan Agustus.
1987      Pada bulan Februari, enam dari negara-negara G7 menandatangani Accord Louvre yang bertujuan untuk menstabilkan mata uang dan menghentikan penurunan nilai tukar Dollar secara luas. Dollar masih melemah dari level 153 Yen ke level 137 Yen di  bulan April dan 120.80 Yen pada akhir tahun.
1988      Pada tanggal 4 Januari, Dollar jatuh ke level 120.45 Yen di pasar Tokyo, level terendah lebih dari lima tahun. Bank Sentral Jepang (BOJ) melakukan intervensi dengan membeli Dollar dan menjual Yen hari itu atas kepentingan Departemen Keuangan.
17 Aug 1993    Dollar jatuh ke level 100.40 Yen di pasar Tokyo.
21 Juni 1994    Dollar menembus level kunci 100 Yen dan menyentuh level terendahnya di 99.85 Yen di pasar New York sebelum tutup di 100.30 Yen.
19 Apl 1995     Dollar menyentuh rekor harga terendah di 79.75 Yen setelah friksi perdagangan AS-Jepang memicu aksi jual Dollar besar-besaran. Para akhir tahun 1995, Dollar bergerak mendekati level 103.40 Yen.
1998      Krisis keuangan Asia membuat Yen melemah ke level 148 Yen terhadap Dollar di bulan Agustus, sekalipun setelah the Fed berasama BOJ membeli Yen, menghabiskan dana sebesar $833 juta, di bulan Juni.
Oktober,   Dollar jatuh dari level 136 Yen ke level 11.50 Yen, karena likuidasi posisi carry trade setelah hampir tumbangnya perusahaan hedge fund besar Long-Term Capital Management.
1999      Mata uang Yen terus menguat sekalipun telah berkali-kali di intervensi, di bulan Nopember menyentuh level 102 Yen.
2001      Setelah serangan 11 September di Amerika, BOJ melakukan intervensi menjual Yen terhadap Dollar.
2003      Departemen Keuangan mulai melakukan intervensi besar-besaran untuk menghentikan penguatan Yen terhadap Dollar, semata-mata untuk melindungi eksportir Jepang karena ekonomi masih terjebak dalam kemerosotan port-bubble dan deflasi. Departemen Keuangan menghabiskan 20.4 triliun Yen ($200 milyar) sepanjang tahun, hampir semuanya untuk membeli Dollar dan menjual Yen.
2004      Departemen Keuangan menghabiskan 14.8 triliun Yen ($145 milyar) intervensi di kuartal pertama tahun 2004, termasuk 1.67 triliun Yen membeli Dollar pada tanggal 9 Januari, sendirian. Tetapi Departemen Keuangan berhenti melakukan intervensi di bulan Maret dan sejak itu tidak pernah dilanjutkan.
2005      Mata uang Yen menyentuh level tertingginya di 101.67 Yen di bulan Januari tetapi kemudian jatuh, menyentuh level 121.40 Yen di bulan Desember. Carry trade Yen dan para investor Jepang mengalihkan dana ke aset asing menjadi penyebabnya.
Juni 2007  Dollar menyentuh level terkuat empat setengah tahun di 124.14 Yen.
Juli 2007   Melemahnya Yen secara global mendorong mata uang tersebut kke level terendah 22 tahun berdasarkan nilai tukar riil efektif, REER (real effective exchange rate). Sejak bulan Januari 2005, Yen kehilangan 25 % dari nilainya berdasarkan REER.
13 Mar 2008    Yen menyentuh level terkuat 12 tahun di 99.77 Yen.
24 Okt 2008     Yen menyentuh level terkuat 13 tahun di 90.87 Yen. Yen juga mencatat rekor harga tertinggi sepanjang sejarah terhadap Aussie di 55.11 Yen yang kehilangan hampir sepertiga dari nilainya hanya dalam waktu satu bulan karena besarnya aksi pelepasan posisi carry trade.
27 Okt  2008    Lonjakan nilai tukar Yen mendorong G7 mengeluarkan pernyataan mengenai Yen untuk memperingatkan volatilitas pasar mata uang.
12 Des 2008    Untuk pertama kalinya dalam 13 tahun terakhir, Dollar jatuh di bawah level 90 Yen setelah undang-undang untuk menyelamatkan pabrik automotif AS, gagal di Senat.
22 Jan 2009     Yen menyentuh level terkuat baru dalam 13 tahun terakhir di 87.10 terhadap Dollar didorong oleh aksi penguarangan posisi yang berisiko (risk aversion) dan aksi jual Dollar terkait posisi option.
28 Sep 2009     Mencatat level tertinggi delapan bulan di 88.23 Yen terhadap Dollar, tetapi kemudian kehilangan pijakan setelah menteri keuangan Jepang mencoba untuk meredupkan komentar sebelumnya bahwa intervensi adalah tidak mungkin.
7 Okt 2009       Yen mencapai level tertinggi baru delapan bulan terhadap Dollar di 88.01 karena pelaku pasar menguji seberapa jauh otoritas moneter Jepang akan membiarkan Yen menguat.
27 Nop 2009    Yen menyentuh level tertinggi 14 tahun di 84.82 Yen terhadap Dollar.
4 Aug 2010      Dollar menyentuh level terendah delapan bulan di 85.40 Yen karena melemahnya data ekonomi AS dan pembicaraan mengenai kemungkinan the Fed memberlakukan kembali kebijakan suku bunga rendah mendorong imbal hasil obligasi jatuh.
2.     Malaysia
1998      Bank Negara mematok ringgit  3.8 pada dolar setelah ringgit terdepresiasi secara substansi selama krisis moneter 1997
July 2005  Bank sentral meninggal rezim system Fixed Exchange Rate dalam mengarahkan pada system Managed floating exchange rate sejam setelah Negara China menerapkan mata uangnya ke system Floating (mengambang).
               Hasil dari pelarian modal mencapai lebih dari 10 trilliun dollar amerika.
               Selama periode ini, terjadi rentang yang cukup lebar dan dipercayai bahwa ringgit akan terapresiasi.
28 May 2007   Ringgit diperdagangkan pada 3,4 per dollar amerika. Nilai tukar mata uang asing naik secara terus menerus  sejak pelarian modal awal seperti pada 31 maret 2007 yang sekitar 88 trilliun dollar.
July 2007  Cadangan awal dimalaysia sekitar 98,5 trilliun dollar yang setara dengan 340,1 trilliun dollar ringgit Malaysia dan pada 31 des 2007 setara dengan 335,7 trilliun dollar.
3.     Singapura
Kebijaksanaan perdagangan di Singapura berdasarkan pada 2 prinsip yaitu:
A. Sistem pasar bebas dan
B. Orientasi ke luar
Setelah mengalami pertumbuhan yang terus menerus selama hamper satu decade, pada tahun 1998 negara Singapura juga tidak lepas dari resesi. Pertukaran mata uang asing menjadi senjata untuk mengendalikan pasar ekonmi global, nilai tukar tidak disangsikan menjadi elemen penting untuk sebuah Negara.
Belakangan ini system pertukaran mata uang asing semata-mata didukung oleh perkiraan harga emas yang terjadi lingkungansuatu Negara. Akan tetapisistem ini tidak sesuai lagi dalam kaitannya dengan inflasi dan  oleh karena itu salah satu mata uang sekarang bertekad menjadi senjata utama. Dalam tugasnya  bertekad untuk menjadi nilai pada pertukaran mata uang asing, dua jenis system yang digunakan adalah “floating currency /mata uang mengambang” dan” pegged Currency (mata uang yang dipatok)”
a.  Floating Exchange rate
Nilai yang bentuk oleh supply dan demand  pada pasar global diamna supply dan demand  dicerminkan oleh factor-faktor seperti investasi asing, inflasi dan rasio export impor. Normalnya, sistem ini diasopsi  sebagian besar oleh Negara-negara maju seperti, Inggris, Amerika dan kanada. Alasan dari penggunaan floating market ini adalah pasar ini akan menyesuaikan dengan harga yang berlaku pada saat itu juga sebagai inflasi actual  dan komponen ekonomi lainnya. 
b.  Pegged Exchange Rate (nilai tukar yag ditentukan)
Ini merupakan system yang ditetapkan oleh pemerintah dan bukan oleh permintaan dan penawaran di pasar.  Sistem ini  disebut ditentukan atau dipatok karena nilainya juga akan ditentukan oleh mata uang Negara lainnya. Prinsip kerja dibalik system ini  adalah sedikit rumit dimana pemirintahan suatu Negara akan menetapkan nilai tukar yang berlaku dinegara mereka ketika ada permintaan dan penawaran  untuk nilai tukat mata uag tertentu yang hasilnya akan diterbitkan dalam nilai tukar, pemerintah akan menerbitkan mata uang ke pasar sebagai pertemuan permintaan dan penawaran. Yang akan menjadi fatal pada system ini adalah ketika nilai yang ditentukan  tidak  dikontrol secara wajar sehingga kepanikan dalam timbul antara Negara dan nilai yang dikeluarkan.
c.   Floating peg (mengambang yang ditentukan)
Pada dasarnya kebanyakan Negara tidak secara bebas  menerapkan system mengambang atau yang dipatok.  Sebagai penggantinya ada system yang disebut mengambang yang dipatok (floating peg). Sistem ini merupakan kombinasi antara dua system utama ini diaman normalnya suatu Negara akan menetapkan kurs mata uang mereka dalam dolar amerika dan setelah itu  mereka akan secara konstan atau terus menerus  mereview patokan harga mereka dalam garis dengan nilai pasar yang actual.

0 komentar:

Posting Komentar