SISTEM PERDAGANGAN NILAI TUKAR NEGARA
1. Jepang
Berikut
adalah beberapa tonggak dalam sejarah 138 tahun Yen:
1871 - Yen menjadi mata uang
Jepang sebagai bagian dari Restorasi Meiji yang menandai awal modernisasi
Jepang dan membuka Jepang ke seluruh dunia. Jepang mengadopsi standar
emas.
1949 - Setelah perang Dunia Ke
dua, mata uang Yen di buat fix terhadap Dollar di harga 360 Yen melalui sistem
Bretton Woods, sebagian untuk membantu menstabilkan harga dalam ekonomi
Jepang.
1959 - Mata uang Dollar/Yen
dibuat menjadi liberal. Margin dari fluktuasi ditentukan sebesar 0.5 % di ke
dua sisi dari level paritas Dollar-nya.
1963 - Margin fluktuasi
diperbesar menjadi 0.75 %.
Des 1971 Perjanjian Smithsonian
menetapkan nilai tukar Dollar/Yen di 308 Yen dan memungkinkan untuk
berfluktuasi dalam kisaran yang lebih lebar antara 301.07 Yen dan 314.93 Yen.
1973 - Otoritas moneter Jepang
memutuskan untuk membiarkan Yen bergerak bebas (float freely)
terhadap Dollar dan Yen menguat sejauh 263 Yen terhadap Dollar.
1978 - Untuk pertama kalinya Yen menembus level 200 Yen terhadap
Dollar dan menguat ke level 177 Yen.
1980 – 1985 Penguatan Yen
terhenti sekalipun surplus perdagangan Jepang besar. Tingginya suku bunga
Amerika membuat para investor Jepang menanamkan investasi mereka ke dalam aset
berdenominasi Dollar.
1985 Kelompok 5 negara
industri, pendahulu G7, menandatangani Plaza Accord dimana mereka setuju Dollar
dinilai terlalu tinggi dan harus melemah. Yen menguat dari level sebelum
penandatanganan Plaza Accord di sekitar 240 Yen ke level 211 Yen di bulan
Oktober dan ke level 200 Yen di bulan Nopember, menguat 20 % hanya dalam
beberapa bulan.
1986 Dollar melemah ke level
190 Yen di bulan Januari, 167 Yen di bulan April dan 153 Yen di bulan Agustus.
1987 Pada bulan Februari,
enam dari negara-negara G7 menandatangani Accord Louvre yang bertujuan untuk
menstabilkan mata uang dan menghentikan penurunan nilai tukar Dollar secara
luas. Dollar masih melemah dari level 153 Yen ke level 137 Yen di bulan
April dan 120.80 Yen pada akhir tahun.
1988 Pada tanggal 4 Januari,
Dollar jatuh ke level 120.45 Yen di pasar Tokyo, level terendah lebih dari lima
tahun. Bank Sentral Jepang (BOJ) melakukan intervensi
dengan membeli Dollar dan menjual Yen hari itu atas kepentingan Departemen
Keuangan.
17 Aug 1993 Dollar jatuh ke
level 100.40 Yen di pasar Tokyo.
21 Juni 1994 Dollar menembus
level kunci 100 Yen dan menyentuh level terendahnya di 99.85 Yen di pasar New
York sebelum tutup di 100.30 Yen.
19 Apl 1995 Dollar menyentuh
rekor harga terendah di 79.75 Yen setelah friksi perdagangan AS-Jepang memicu
aksi jual Dollar besar-besaran. Para akhir tahun 1995, Dollar bergerak
mendekati level 103.40 Yen.
1998 Krisis keuangan Asia
membuat Yen melemah ke level 148 Yen terhadap Dollar di bulan Agustus,
sekalipun setelah the Fed berasama BOJ membeli Yen, menghabiskan dana sebesar
$833 juta, di bulan Juni.
Oktober, Dollar jatuh dari
level 136 Yen ke level 11.50 Yen, karena likuidasi posisi carry trade setelah
hampir tumbangnya perusahaan hedge fund besar Long-Term Capital Management.
1999 Mata uang Yen terus
menguat sekalipun telah berkali-kali di intervensi, di bulan Nopember menyentuh
level 102 Yen.
2001 Setelah serangan 11
September di Amerika, BOJ melakukan intervensi menjual Yen terhadap Dollar.
2003 Departemen Keuangan
mulai melakukan intervensi besar-besaran untuk menghentikan penguatan Yen
terhadap Dollar, semata-mata untuk melindungi eksportir Jepang karena ekonomi
masih terjebak dalam kemerosotan port-bubble dan deflasi. Departemen Keuangan
menghabiskan 20.4 triliun Yen ($200 milyar) sepanjang tahun, hampir semuanya
untuk membeli Dollar dan menjual Yen.
2004 Departemen Keuangan
menghabiskan 14.8 triliun Yen ($145 milyar) intervensi di kuartal pertama tahun
2004, termasuk 1.67 triliun Yen membeli Dollar pada tanggal 9 Januari,
sendirian. Tetapi Departemen Keuangan berhenti melakukan intervensi di bulan
Maret dan sejak itu tidak pernah dilanjutkan.
2005 Mata uang Yen menyentuh
level tertingginya di 101.67 Yen di bulan Januari tetapi kemudian jatuh,
menyentuh level 121.40 Yen di bulan Desember. Carry trade Yen dan para investor
Jepang mengalihkan dana ke aset asing menjadi penyebabnya.
Juni 2007 Dollar menyentuh level
terkuat empat setengah tahun di 124.14 Yen.
Juli 2007 Melemahnya Yen secara
global mendorong mata uang tersebut kke level terendah 22 tahun berdasarkan
nilai tukar riil efektif, REER (real effective exchange rate). Sejak bulan
Januari 2005, Yen kehilangan 25 % dari nilainya berdasarkan REER.
13 Mar 2008 Yen menyentuh
level terkuat 12 tahun di 99.77 Yen.
24 Okt 2008 Yen menyentuh
level terkuat 13 tahun di 90.87 Yen. Yen juga mencatat rekor harga tertinggi
sepanjang sejarah terhadap Aussie di 55.11 Yen yang kehilangan hampir sepertiga
dari nilainya hanya dalam waktu satu bulan karena besarnya aksi pelepasan
posisi carry trade.
27 Okt 2008 Lonjakan nilai tukar Yen mendorong G7
mengeluarkan pernyataan mengenai Yen untuk memperingatkan volatilitas pasar
mata uang.
12 Des 2008 Untuk pertama
kalinya dalam 13 tahun terakhir, Dollar jatuh di bawah level 90 Yen setelah
undang-undang untuk menyelamatkan pabrik automotif AS, gagal di Senat.
22 Jan 2009 Yen menyentuh
level terkuat baru dalam 13 tahun terakhir di 87.10 terhadap Dollar didorong
oleh aksi penguarangan posisi yang berisiko (risk aversion) dan aksi jual Dollar
terkait posisi option.
28 Sep 2009 Mencatat level
tertinggi delapan bulan di 88.23 Yen terhadap Dollar, tetapi kemudian
kehilangan pijakan setelah menteri keuangan Jepang mencoba untuk meredupkan
komentar sebelumnya bahwa intervensi adalah tidak mungkin.
7 Okt 2009 Yen mencapai
level tertinggi baru delapan bulan terhadap Dollar di 88.01 karena pelaku pasar
menguji seberapa jauh otoritas moneter Jepang akan membiarkan Yen menguat.
27 Nop 2009 Yen menyentuh
level tertinggi 14 tahun di 84.82 Yen terhadap Dollar.
4 Aug 2010 Dollar menyentuh
level terendah delapan bulan di 85.40 Yen karena melemahnya data ekonomi AS dan
pembicaraan mengenai kemungkinan the Fed memberlakukan kembali kebijakan suku
bunga rendah mendorong imbal hasil obligasi jatuh.
2. Malaysia
1998 Bank Negara mematok ringgit 3.8 pada dolar setelah ringgit terdepresiasi
secara substansi selama krisis moneter 1997
July 2005 Bank sentral meninggal rezim system Fixed
Exchange Rate dalam mengarahkan pada system Managed floating exchange rate
sejam setelah Negara China menerapkan mata uangnya ke system Floating
(mengambang).
Hasil dari pelarian modal
mencapai lebih dari 10 trilliun dollar amerika.
Selama periode ini, terjadi
rentang yang cukup lebar dan dipercayai bahwa ringgit akan terapresiasi.
28 May 2007 Ringgit diperdagangkan pada 3,4 per dollar
amerika. Nilai tukar mata uang asing naik secara terus menerus sejak pelarian modal awal seperti pada 31
maret 2007 yang sekitar 88 trilliun dollar.
July 2007 Cadangan awal dimalaysia sekitar 98,5 trilliun
dollar yang setara dengan 340,1 trilliun dollar ringgit Malaysia dan pada 31
des 2007 setara dengan 335,7 trilliun dollar.
3. Singapura
Kebijaksanaan perdagangan di Singapura
berdasarkan pada 2 prinsip yaitu:
A. Sistem pasar
bebas dan
B. Orientasi ke
luar
Setelah
mengalami pertumbuhan yang terus menerus selama hamper satu decade, pada tahun
1998 negara Singapura juga tidak lepas dari resesi. Pertukaran mata uang asing
menjadi senjata untuk mengendalikan pasar ekonmi global, nilai tukar tidak disangsikan
menjadi elemen penting untuk sebuah Negara.
Belakangan ini
system pertukaran mata uang asing semata-mata didukung oleh perkiraan harga
emas yang terjadi lingkungansuatu Negara. Akan tetapisistem ini tidak sesuai
lagi dalam kaitannya dengan inflasi dan
oleh karena itu salah satu mata uang sekarang bertekad menjadi senjata
utama. Dalam tugasnya bertekad untuk
menjadi nilai pada pertukaran mata uang asing, dua jenis system yang digunakan
adalah “floating currency /mata uang mengambang” dan” pegged Currency (mata
uang yang dipatok)”
a. Floating
Exchange rate
Nilai yang bentuk oleh supply dan demand pada pasar global diamna supply dan
demand dicerminkan oleh factor-faktor
seperti investasi asing, inflasi dan rasio export impor. Normalnya, sistem ini
diasopsi sebagian besar oleh
Negara-negara maju seperti, Inggris, Amerika dan kanada. Alasan dari penggunaan
floating market ini adalah pasar ini akan menyesuaikan dengan harga yang
berlaku pada saat itu juga sebagai inflasi actual dan komponen ekonomi lainnya.
b. Pegged
Exchange Rate (nilai tukar yag ditentukan)
Ini merupakan system yang ditetapkan oleh
pemerintah dan bukan oleh permintaan dan penawaran di pasar. Sistem ini
disebut ditentukan atau dipatok karena nilainya juga akan ditentukan
oleh mata uang Negara lainnya. Prinsip kerja dibalik system ini adalah sedikit rumit dimana pemirintahan
suatu Negara akan menetapkan nilai tukar yang berlaku dinegara mereka ketika
ada permintaan dan penawaran untuk nilai
tukat mata uag tertentu yang hasilnya akan diterbitkan dalam nilai tukar,
pemerintah akan menerbitkan mata uang ke pasar sebagai pertemuan permintaan dan
penawaran. Yang akan menjadi fatal pada system ini adalah ketika nilai yang
ditentukan tidak dikontrol secara wajar sehingga kepanikan
dalam timbul antara Negara dan nilai yang dikeluarkan.
c.
Floating peg (mengambang yang ditentukan)
Pada dasarnya kebanyakan Negara tidak secara
bebas menerapkan system mengambang atau
yang dipatok. Sebagai penggantinya ada
system yang disebut mengambang yang dipatok (floating peg). Sistem ini
merupakan kombinasi antara dua system utama ini diaman normalnya suatu Negara
akan menetapkan kurs mata uang mereka dalam dolar amerika dan setelah itu mereka akan secara konstan atau terus menerus mereview patokan harga mereka dalam garis
dengan nilai pasar yang actual.
0 komentar:
Posting Komentar